Fenomena Stop Dreaming Start Action Dan Joko Susilo: Selayang Pandang

Beberapa bulan belakangan ini dunia blogging di Indonesia telah diramaikan dengan berbagai macam kontes, mulai dari sekedar kontes review hingga kontes SEO. Dalam berbagai kontes yang disambut baik oleh kalangan blogger tersebut, ada satu kontes yang menurut saya paling menonjol, yaitu kontes blog Stop Dreaming Start Action yang diprakarsai oleh seorang pebisnis internet Indonesia, Joko Susilo ST.

Kepopuleran Kontes Blog Stop Dreaming Start Action dikarenakan selain hadiahnya yang tergolong paling besar dibandingkan kontes lain yang serupa, juga disebabkan karena pemrakarsa kontes ini adalah seorang netter yang begitu kontroversial di Indonesia.

Joko Susilo yang sukses dengan produk eBook Sistem Mesin Uang Otomatis (SMUO) dan Rahasia Blogging, oleh sebagian kalangan memang dianggap seorang tokoh penjual yang memasarkan produk sampah dan tidak memiliki nilai edukasi dan manfaat. Menurut pandangan pribadi saya, sepertinya kurang tepat dan tidak fair jika kita mengkategorikan atau bahkan menghakimi Joko Susilo sebagai penipu.

Saya tidak bermaksud untuk membela Joko Susilo dalam tulisan ini, karena saya tidak memiliki kepentingan apapun atau bahkan berharap imbalan dalam bentuk apapun dari Joko Susilo. Saya juga bukan seorang member dari Formula Bisnis-nya Joko Susilo, dan juga tidak sedang mengikuti kontes Stop Dreaming Start Action yang diadakannya.

Saya telah membaca dan mencoba menelaah apa yang di paparkan Joko Susilo dalam eBook SMUO. Isinya memang bukan "Sampah". Saya yakin eBook tersebut ditulis melalui pengalaman panjang dan penelitian yang mendalam.

Hanya saja rasanya kurang begitu memuaskan, jika kemudian eBook tersebut, yang harus kita beli dengan harga yang relatif tidak murah, Apalagi sampai ratusan ribu rupiah, hanya merangkum materi-materi yang sudah umum dan telah banyak diungkap oleh para penulis sebelumnya. Atau dengan kata lain, tidak ada sesuatu yang baru dan orisinil dalam tulisan Joko Susilo tersebut.

Walaupun setiap orang berhak untuk menentukan harga yang menurutnya pantas untuk sebuah produk yang dibuat dan dipasarkannya, ada baiknya mungkin Joko Susilo mempertimbangkan masalah ini dengan lebih bijaksana.